Kamis, 30 Januari 2014

Muri-Q Halaman 7


Keutamaan Membaca Al Qurán

Tidak semua umat Islam mengenal Al Qur’an. Tidak semua umat Islam gemar membaca dan mempelajari Al Qur’an. Padahal, sebelum sampai pada tahap mengamalkan isi Al Qur’an, terlebih dahulu kita mesti mengenal, membaca dan mempelajarinya.

Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an memang tidak cukup hanya kita koleksi dan kita letakkan di rak lemari rumah kita saja. Lebih dari itu, kita dituntut untuk membaca, mempelajari dan memahami kandungan isinya. Kemudian kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang muslim sangat dianjurkan untuk sering membaca Al Qur’an. Baik dalam kondisi sedang senang ataupun sedih. Karena dengan membaca Al Qur’an akan memperoleh banyak keutamaan, diantaranya:

  1.  Memperoleh kesempurnaan pahala

              Allah swt. berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّـهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَ‌زَقْنَاهُمْ سِرًّ‌ا وَعَلَانِيَةً يَرْ‌جُونَ تِجَارَ‌ةً لَّن تَبُورَ‌ ﴿٢٩ لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَ‌هُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ‌ شَكُورٌ‌ ﴿٣٠٠

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir : 29-30)

  1.   Syafaat bagi pembaca Al-Qur’an

Diriwayatkan dari Abu Umamah, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:

اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ

Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang di hari kiamat untuk memberi syafa’at bagi yang membacanya” (HR. Muslim)

  1.   Pahala yang berlipat ganda bagi orang yang membaca Al-Qur’an

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra., Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُولُ الم َرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan “Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf” (HR. Tirmidzi)

  1.   Mengangkat derajat di Surga

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash ra. dari Nabi saw., beliau bersabda,

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا

Dikatakan kepada Ahli Al-Qur’an, “Bacalah dan keraskanlah dan bacalah (dengan tartil) sebagaimana engkau membacanya di dunia, sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kau baca” (HR. Tirmidzi)

  1.   Empat Keutamaan bagi kaum yang bekumpul untuk membaca Al-Qur’an

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda:

مَااجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah dari rumah Allah (masjid) mereka membaca kitabullah dan saling belajar diantara mereka, kecuali Allah menurunkan ketenangan kepada mereka, mereka diliputi rahmat, dinaungi malaikat dan Allah menyebut-nyebut mereka pada (malaikat) yang di dekat-Nya.” (HR. Muslim)

  1.   Membaca Al Qur’an adalah perhiasan Ahlul Iman

Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ،رِيحُهَاطَيِّبٌ وَطَعْمُهَاطَيِّبٌ،وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُالْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِلاَرِيحَ لَهَاوَطَعْمُهَاحُلْوٌ،وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُالْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيحُهَاطَيِّبٌ وَطَعْمُهَامُرٌّ،وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَيَقْرَأُالْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ،لَيْسَ لَهَارِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an itu bagaikan jeruk limau; harum baunya dan enak rasanya dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an itu bagaikan buah kurma; tidak ada baunya namun enak rasanya. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an itu bagaikan buah raihanah; harum baunya tapi pahit rasanya dan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an itu bagaikan buah hanzhalah; tidak ada baunya dan pahit rasanya” (HR. Bukhari dan Muslim)

  1.   Keutamaan orang yang mahir membaca Al-Qur’an

Diriwayatkan dari Aisyah ra., ia berkata, Rasululah saw. bersabda:

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

Orang yang mahir Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan baik-baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan terbata-bata membacanya dengan mengalami kesulitan melakukan hal itu maka baginya dua pahala” (HR. Muslim) 

Setelah kita mengetahui pahala besar dan kedudukan yang dicapai orang yang membaca Al-Qur’an, maka tidak ada kewajiban bagi kita kecuali menyingsingkan lengan untuk bersungguh-sungguh, banyak membaca Al-Qur’an dan merenungi maknanya. (m.a.s)